Food Vlogger Ini Diboikot Pengusaha Kuliner Jogja

Food Vlogger Ini Diboikot Pengusaha Kuliner Jogja – Baru-baru ini, dunia kuliner di Yogyakarta digemparkan oleh aksi seorang food vlogger yang dikenal dengan nama Debi Pratama. Debi, yang aktif di platform Instagram dan TikTok dengan akun @debiprt, menjadi sorotan setelah memberikan ulasan yang dianggap nyeleneh terhadap beberapa tempat makan di Jogja. Akibat ulasannya yang kontroversial, Debi kini diboikot oleh sejumlah pengusaha kuliner di kota tersebut.

Awal Mula Kontroversi

Debi Pratama sering kali memberikan ulasan makanan dengan gaya yang unik dan penuh candaan. Namun, salah satu ulasannya tentang sebuah restoran rawon di Jogja memicu reaksi keras dari para pengusaha kuliner. Dalam ulasannya, Debi menyebut bahwa penjual rawon tersebut berjiwa seniman dan mood-moodan dalam berjualan. Ia juga mengkritik rasa kuah rawon yang menurutnya terlalu asin dan toge yang dipisah membuat rasanya langu. Candaan Debi yang menyebut bahwa rawon tersebut tidak ada bedanya dengan soto, hanya lebih hitam karena menggunakan kluwek, dianggap tidak pantas oleh banyak pihak.

Reaksi Pengusaha Kuliner

Ulasan Debi yang dianggap menjatuhkan usaha kuliner di Jogja membuat para pengusaha kuliner meradang. Mereka merasa bahwa ulasan tersebut tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga mencoreng reputasi mereka. Akibatnya, beberapa pengusaha kuliner memutuskan untuk memboikot Debi dan tidak lagi menerima kedatangannya di tempat usaha mereka. Langkah ini diambil sebagai bentuk protes terhadap ulasan yang dianggap tidak adil dan merugikan.

Baca Juga: Hailie Hamil Anak Pertama, Eminem Kini Jadi Calon Kakek

Dampak pada Karir Debi Pratama

Boikot yang dilakukan oleh para pengusaha kuliner ini tentu berdampak pada karir Debi sebagai food vlogger. Akun media sosialnya dibanjiri komentar negatif dari netizen yang mendukung aksi boikot tersebut. Bahkan, beberapa netizen meminta Debi untuk lebih berhati-hati dalam memberikan ulasan dan mempertimbangkan dampak dari kata-katanya. Meskipun demikian, ada juga yang membela Debi dengan alasan bahwa setiap orang berhak memberikan pendapatnya, termasuk dalam hal ulasan makanan.

Pelajaran dari Kasus Ini

Kasus Debi Pratama ini memberikan pelajaran penting bagi para content creator, khususnya food vlogger. Dalam memberikan ulasan, penting untuk tetap menjaga etika dan menghargai usaha orang lain. Ulasan yang jujur memang diperlukan, namun harus disampaikan dengan cara yang sopan dan konstruktif. Selain itu, para pengusaha kuliner juga diingatkan untuk menerima kritik dengan lapang dada dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan produk mereka.

Kesimpulan

Kontroversi yang melibatkan Debi Pratama dan pengusaha kuliner di Jogja ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik antara content creator dan pelaku usaha. Dengan menjaga etika dalam memberikan ulasan, diharapkan hubungan antara keduanya dapat tetap harmonis dan saling menguntungkan. Bagi Debi, kasus ini menjadi pengingat untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya, sementara bagi pengusaha kuliner, ini adalah kesempatan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *